Thursday, April 28, 2016

Pengalaman Asik Mengurus Aplikasi Visa Studi Sendiri

Visa Application - ilustrasi: eielanguages.com 

Saya  orang yang selalu ingin mengalami segala sesuatu sendiri. Seperti membuat visa untuk studi lanjut saya di Australia. Pertama membayangkan membuat visa sulit. Nyatanya tiadk sesulit apa yang dibayangkan. Moto saya ‘A good preparation is half the battle’ dalam segala hal membuat aplikasi visa tidak rumit. Asal telaten dan teliti dalam melengkapi dokumen dan menelaah formulirnya, tidak sesulit apa yang dibayangkan.

Visa saya masih dalam proses selama 21 hari ke depan. Namun kiranya Anda perlu sedikit saya share pengalaman aplikasi visa studi. Studi saya akan dilanjtkan di Australia. Karena saya belum mengalami pembuatan visa di US, UK atau negara lain, kiranya bagi yang akan studi di Australia tips dan serba-serbi berikut kiranya berguna. Saya membagi tiga tahapan aplikasi visa:

1. Pra-aplikasi Visa

Hal yang penting untuk diketahui pada tahap ini adalah informasi tentang pengajuan visa. Karena visa pelajar atau studi banyak ragamnya. Dan berbeda untuk fee atau biaya untuk tiap jenis visa sub-class. Ada 7 jenis sub-class untuk visa studi. Tentunya hal menyesuaikan kebutuhan Anda. Aplikasi visa saya sendiri subclass 574 untuk Post-graduate Research Sector. Fee untuk aplikasi sub-class ini sekitar AUD 550. Kunjungi web berikut untuk mengetahui sub-class dan fee aplikasi untuk pelajar disini.

Lalu unduh dan telaah dengan baik form 157-a. Form dapat diunduh disini. Pada 6 halaman awal, berisi petunjuk pengisian form 157-a. Lalu print-out form dari halaman 7. Form harus diisi dengan tulisan tangan dengan huruf kapital (balok). Walau form pdf bisa diisi dengan ketikan, tetap tulis dengan tulisan tangan. Pada form Anda akan diminta menyediakan dokumen-dokumen berikut:
  • 1 bundel  fotokopi passport (dari halaman awal, halaman-halaman yang berisi cap masuk imigrasi negara yang pernah dikunjungi, dan halaman akhir)
  • 1 lembar fotokopi akta kelahiran
  • 1 lembar fotokopi KTP
  • 1 lembar fotokopi kartu keluarga (KK)
  • 1 bundel ijazah (ijazah S1/S2/S3, transkrip nilai)
  • 1 lembar fotokopi Letter of Acceptance/Offer (LoA) dan Confirmation of Enrolment (CoE) dari universitas yang dituju di Australia
  • 1 lembar fotokopi sertifikat IELTS/TOEFL/CAE
  • 1 lembar brief statement tulis tangan yang berisi:
    • mengapa memilih studi di universitas dituju?
    • mengapa harus di Australia?
    • mengapa tidak di negara sendiri,
    • relevansi studi dengan latar belakang pendidikan,
    • relevansi studi dengan masa depan karir.
  • 1/2 lembar fotokopi riwayat pekerjaan (lampirkan surat pengangkatan/kontrak)
  • 1 lembar fotokopi surat sponsor jika ada (jika ada tidak mengisi detail financial yang disediakan di form)
  • 1 lembar foto diri ukuran 3 x 4 ditempel di halaman awal form.
Jadikan semua dokumen ini 1 satu bundel. Jangan sampai ketika sampai di tempat pengajuan visa ketinggalan satu atau dua dokumen. Untuk jaga-jaga, selalu kopi dokumen 2 atau 3 lembar.

2. On-the-spot Aplikasi Visa

Saya mengajukan visa di VFS Global di Mall Kuningan City Jakarta. Tidak sulit rasanya menemukan kantornya disana. Cukup ke lantai 2 Mall Kuningan City. Yang sebenarnya kalau orang Indonesia bilang, kantornya ada di lantai 4. Tapi karena pakai system pelantaian negara asing, lantai 1 dan 2 disebut lower ground dan upper ground.

Masuk ke kantor VFS Global sudah seperti masuk ke entri bandara. Anda akan diperiksa lewat metal detector. Ditambah beberapa sekuriti yang memeriksa barang bawaan Anda. Jangan lupa, matikan HP. Karena security akan memintanya. Namun keketatan ini sepadan dengan pelayanan Customer Service yang ramah dan teliti di dalam kantor.

Anda akan ambil karcis antrian di depan pintu. Ada satpam yang akan bertanya soal aplikasi ke negara yang dituju. Saya sendiri ke Australia, maka diberi nomor antrian konter Australia. Karena di dalam ternyata ada konter 3 negara yang berbeda, yaitu UK, Australia dan New Zealand. Namun sepertinya untuk negara lain masih bisa dilayani disana.

Customer sevice-nya banyak, sehingga antrian bisa cepat dilayani. Saya sendiri duduk sebentar langsung dilayani. Dokumen yang saya siapkan segera diminta oleh mbak CS. Mbak CS lalu akan mengambil checklist untuk dokumen yang kita bawa. Mulai dari form 157-a yang kita isi. Sampai dokumen yang dilampirkan, akan segera diberikan tanda centang di draft checklist mbak CS. Jika dokumen lengkap, kita akan menandatangani checklist ini.

Selesai meneliti form dan dokumen, mbak CS akan memberitahu fee atau biaya. Kita akan ditanya akan membayar cash atau dengan kartu kredit/debit. Kebetulan saya memilih cash. Saya pun telah menyiapkan uang di tas. Untuk sub-class studi saya, biaya yang diminta 5,9 juta rupiah. Lalu mbak CS akan memprint-out bon dan nomor track aplikasi.

Nomor track aplikasi ini mengetahui apakah visa kita di-approve kedutaan Australia apa tidak. Korespondensi status bisa digunakan plus dengan SMS. Jika dengan SMS, ada biaya tambahan 25 ribu rupiah. Tapi saya memilih lewat email pribadi saja yang gratis. Nomor aplikasi ini pun digunakan untuk log-in ke website VFS Global guna mengetahui status aplikasi visa. Jangan lupa mengecek email karena ada notifikasi dari Kedubes jika aplikasi kurang lengkap/ditolak/disetujui.

Seminggu setelah pengajuan akan ada dokumen HAP-ID untuk kita segera mengecek kesehatan kita. Ada daftar RS dan dokter yang dekat dekat domisili tinggal. Saat cek kesehatan, email yang berisi dokumen HAP-ID harus dibawa dengan fotokopi passport.

3. Paska Aplikasi Visa

Dan yang saya lakukan paska aplikasi tentunya mengecek email. Menunggu harap-harap cemas persetujuan visa. Dan tentunya tetap berfikir positif aplikasi visa bisa di-approve. Karena saya yakin aplikasi sudah sesuai syarat dan ketentuan yang diminta. Visa yang di-ACC akan di-email. Kita tidak perlu lagi kembali ke kantor VFS. Pada saat boarding nanti, visa tinggal di-print-out saja.

Yang juga masih dicemaskan adalah tentunya cek kesehatan. Karena ada ketentuan jika dalam tes kesehatan kita terindikasi TBC, maka ada jeda waktu 6 bulan untuk berobat. Baru setelah itu kita diperbolehkan aplikasi kembali lagi.

Ada himbauan jika VFS tidak berwenang mengeluarkan visa. Semua pertimbangan dan persetujuan sepenuhnya dibuat oleh kedutaan besar Australia. Sehingga kalau kita menuntut VFS Global soal apliaksi visa yuang ditolak, sepertinya akan berbalik ke diri kita sendiri. Nampaknya ada pertimbangan pemerintah Australia pada track-record diri.

Aplikasi visa pelajar sebenarnya bisa melalui agen. Namun buat saya, merasakan sendiri mengajukan visa bisa member cerita untuk hidup saya. Dan saya akhirnya berbagi cerita itu disini. Semoga pengalaman ini bisa bermanfaat.

Ingat, 'A good preparation is half the battle'

Salam,

Solo, 28 April 2016

03:31 pm


Author:

2 comments:

  1. nice info pak girii.. many thanks.
    Salam ksatria Bumantara

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih sudah mampir mba Mizraty..
      Salam

      Delete