Visa
Application - ilustrasi: eielanguages.com
Saya orang yang selalu
ingin mengalami segala sesuatu sendiri. Seperti membuat visa untuk studi lanjut
saya di Australia. Pertama membayangkan membuat visa sulit. Nyatanya tiadk
sesulit apa yang dibayangkan. Moto saya ‘A good preparation is half the battle’
dalam segala hal membuat aplikasi visa tidak rumit. Asal telaten dan teliti
dalam melengkapi dokumen dan menelaah formulirnya, tidak sesulit apa yang
dibayangkan.
Visa saya masih dalam proses
selama 21 hari ke depan. Namun kiranya Anda perlu sedikit saya share pengalaman
aplikasi visa studi. Studi saya akan dilanjtkan di Australia. Karena saya belum
mengalami pembuatan visa di US, UK atau negara lain, kiranya bagi yang akan
studi di Australia tips dan serba-serbi berikut kiranya berguna. Saya membagi tiga
tahapan aplikasi visa:
1.
Pra-aplikasi Visa
Hal yang penting untuk
diketahui pada tahap ini adalah informasi tentang pengajuan visa. Karena visa
pelajar atau studi banyak ragamnya. Dan berbeda untuk fee atau biaya untuk tiap
jenis visa sub-class. Ada 7 jenis sub-class untuk visa studi. Tentunya hal
menyesuaikan kebutuhan Anda. Aplikasi visa saya sendiri subclass 574 untuk Post-graduate Research Sector.
Fee untuk aplikasi sub-class ini sekitar AUD 550. Kunjungi web berikut untuk
mengetahui sub-class dan fee aplikasi untuk pelajar disini.
Lalu unduh dan telaah dengan
baik form 157-a. Form dapat diunduh disini. Pada 6 halaman awal, berisi petunjuk
pengisian form 157-a. Lalu print-out form dari halaman 7. Form harus diisi dengan
tulisan tangan dengan huruf kapital (balok). Walau form pdf bisa diisi dengan
ketikan, tetap tulis dengan tulisan tangan. Pada form Anda akan diminta
menyediakan dokumen-dokumen berikut:
- 1
bundel fotokopi passport (dari halaman awal, halaman-halaman yang
berisi cap masuk imigrasi negara yang pernah dikunjungi, dan halaman akhir)
- 1
lembar fotokopi akta kelahiran
- 1
lembar fotokopi KTP
- 1
lembar fotokopi kartu keluarga (KK)
- 1
bundel ijazah (ijazah S1/S2/S3, transkrip nilai)
- 1
lembar fotokopi Letter
of Acceptance/Offer (LoA)
dan Confirmation of Enrolment (CoE) dari universitas yang
dituju di Australia
- 1
lembar fotokopi sertifikat IELTS/TOEFL/CAE
- 1
lembar brief statement tulis tangan yang berisi:
- mengapa
memilih studi di universitas dituju?
- mengapa
harus di Australia?
- mengapa
tidak di negara sendiri,
- relevansi
studi dengan latar belakang pendidikan,
- relevansi
studi dengan masa depan karir.
- 1/2
lembar fotokopi riwayat pekerjaan (lampirkan surat pengangkatan/kontrak)
- 1
lembar fotokopi surat sponsor jika ada (jika ada tidak mengisi detail
financial yang disediakan di form)
- 1
lembar foto diri ukuran 3 x 4 ditempel di halaman awal form.
Jadikan semua dokumen ini 1 satu
bundel. Jangan sampai ketika sampai di tempat pengajuan visa ketinggalan satu
atau dua dokumen. Untuk jaga-jaga, selalu kopi dokumen 2 atau 3 lembar.
2.
On-the-spot Aplikasi Visa
Saya mengajukan visa di VFS
Global di Mall Kuningan City Jakarta. Tidak sulit rasanya menemukan kantornya
disana. Cukup ke lantai 2 Mall Kuningan City. Yang sebenarnya kalau orang
Indonesia bilang, kantornya ada di lantai 4. Tapi karena pakai system
pelantaian negara asing, lantai 1 dan 2 disebut lower ground dan upper
ground.
Masuk ke kantor VFS Global
sudah seperti masuk ke entri bandara. Anda akan diperiksa lewat metal detector.
Ditambah beberapa sekuriti yang memeriksa barang bawaan Anda. Jangan lupa,
matikan HP. Karena security akan memintanya. Namun keketatan ini sepadan dengan
pelayanan Customer Service yang ramah dan teliti di dalam kantor.
Anda akan ambil karcis antrian
di depan pintu. Ada satpam yang akan bertanya soal aplikasi ke negara yang
dituju. Saya sendiri ke Australia, maka diberi nomor antrian konter Australia.
Karena di dalam ternyata ada konter 3 negara yang berbeda, yaitu UK, Australia
dan New Zealand. Namun sepertinya untuk negara lain masih bisa dilayani disana.
Customer sevice-nya banyak,
sehingga antrian bisa cepat dilayani. Saya sendiri duduk sebentar langsung
dilayani. Dokumen yang saya siapkan segera diminta oleh mbak CS. Mbak CS lalu
akan mengambil checklist untuk dokumen yang kita bawa. Mulai
dari form 157-a yang kita isi. Sampai dokumen yang dilampirkan, akan segera
diberikan tanda centang di draft checklist mbak CS. Jika dokumen lengkap, kita
akan menandatangani checklist ini.
Selesai meneliti form dan
dokumen, mbak CS akan memberitahu fee atau biaya. Kita akan ditanya akan
membayar cash atau dengan kartu kredit/debit. Kebetulan saya memilih cash. Saya
pun telah menyiapkan uang di tas. Untuk sub-class studi saya, biaya yang
diminta 5,9 juta rupiah. Lalu mbak CS akan memprint-out bon dan nomor track
aplikasi.
Nomor track aplikasi ini
mengetahui apakah visa kita di-approve kedutaan Australia apa tidak.
Korespondensi status bisa digunakan plus dengan SMS. Jika dengan SMS, ada biaya
tambahan 25 ribu rupiah. Tapi saya memilih lewat email pribadi saja yang
gratis. Nomor aplikasi ini pun digunakan untuk log-in ke website VFS Global
guna mengetahui status aplikasi visa. Jangan lupa mengecek email karena ada
notifikasi dari Kedubes jika aplikasi kurang lengkap/ditolak/disetujui.
Seminggu setelah pengajuan akan
ada dokumen HAP-ID untuk kita segera mengecek kesehatan kita. Ada daftar RS dan
dokter yang dekat dekat domisili tinggal. Saat cek kesehatan, email yang berisi
dokumen HAP-ID harus dibawa dengan fotokopi passport.
3.
Paska Aplikasi Visa
Dan yang saya lakukan paska
aplikasi tentunya mengecek email. Menunggu harap-harap cemas persetujuan visa.
Dan tentunya tetap berfikir positif aplikasi visa bisa di-approve. Karena saya yakin
aplikasi sudah sesuai syarat dan ketentuan yang diminta. Visa yang di-ACC akan
di-email. Kita tidak perlu lagi kembali ke kantor VFS. Pada saat boarding
nanti, visa tinggal di-print-out saja.
Yang juga masih dicemaskan
adalah tentunya cek kesehatan. Karena ada ketentuan jika dalam tes kesehatan
kita terindikasi TBC, maka ada jeda waktu 6 bulan untuk berobat. Baru setelah
itu kita diperbolehkan aplikasi kembali lagi.
Ada himbauan jika VFS tidak
berwenang mengeluarkan visa. Semua pertimbangan dan persetujuan sepenuhnya
dibuat oleh kedutaan besar Australia. Sehingga kalau kita menuntut VFS Global
soal apliaksi visa yuang ditolak, sepertinya akan berbalik ke diri kita
sendiri. Nampaknya ada pertimbangan pemerintah Australia pada track-record diri.
Aplikasi visa pelajar
sebenarnya bisa melalui agen. Namun buat saya, merasakan sendiri mengajukan
visa bisa member cerita untuk hidup saya. Dan saya akhirnya berbagi cerita itu
disini. Semoga pengalaman ini bisa bermanfaat.
Ingat, 'A good preparation is half the battle'
Salam,
Solo,
28 April 2016
03:31 pm
nice info pak girii.. many thanks.
ReplyDeleteSalam ksatria Bumantara
Terima kasih sudah mampir mba Mizraty..
DeleteSalam