Rembrandt selfie: New Yorker Cartoons March 16, 2015 - The New Yorker Selfie Sticks, David Sipress - pinterest.com |
Sejak dimasukkan menjadi kata
resmi dalam kamus Oxford 2013 lalu, selfie seolah menjadi tren pada jamannya.
Dan seakan tren ini memfasilitasi orang denga kamera serupa GoPro atau
smartphone ber-megapixel tinggi, selfie menjadi fenomena. Sebuah fenomena dimana
foto diri adalah ekspresi diri sejati. Baik senang, susah, sedih atau gundah
gulana, kalau bisa selfie dulu. Walau kadang selfie pun kebablasan. Seperti
selfie yang dilakukan Anna Ursu, remaja asal Romania yang ber-selfie diatas
kereta bulan Mei 2015 lalu. Ia kehilangan nyawa setelah tersambar kabel listrik
bertegangan tinggi.
Media
sosial pun menjadi wadah orang-orang mengunggah foto selfie mereka. Dengan
beragam maksud dan tujuan, foto selfie selalu membuat orang ingin melihat siapa
yang melihat. Medsos seperti Facebook, Twitter dan Instagram adalah beberapa
tempat yang penuh dengan foto selfie. Mulai dari orang yang tidak terkenal,
sampai Kim Kardashian banyak memajang foto selfie mereka do Instagram. Dan Anda
wajib hati-hati kali ini mengunggah foto selfie di Instagram.
Karena
saat ini, ada website yang sengaja menjual foto selfie Anda di Instagram.
Website yang dikelola seorang digital creative di New York, Damjan Pita,
Sellfie akan mencari foto bertagar #selfie di Instagram. Sejak diluncurkan
bulan Juli 2015 lalu, Sellfie sudah berisi foto-foto selfie dari beragam orang yang
ada di Instagram. Dan hebatnya, orang dapat mem-print foto selfie Anda dengan
harga USD 150 (IDR 202.500). Membeli dan mencetaknnya pun tanpa seijin yang
memiliki foto selfie. Cukup membeli di Sellfie.
Sellfie
pun memicu isu copyright dan fair-use. Isu copy-right tentunya menyangkut
pemilik foto selfie di Instagram, yang mungkin itu Anda. Tanpa perlu
mengkonfirmasi empunya foto selfie, Sellfie bisa menjualnya. Lalu ada isu
tentang fair-use dimana pihak tertentu dalam hal ini Instagram, dapat menggunakan
materi tanpa lisensi. Dan foto selfie yang diunggah di Instagram pun sepenuhnya
dipergunakan secara fair-use. Biasanya Anda akan setuju saat akan mengunduh
aplikasi Instagram itu sendiri dalam API
Terms and Use. Dan bukan sebagai pihak pengguna foto selfie,
Sellfie malah menjual foto selfie Anda.
ilustrasi: Richard Prince, New Portraits - collectordaily.com |
Sellfie
sepertinya terinspirasi dari kasus Richard Prince dimana foto yang ia jual
adalah foto yang ia dapat dari Instagram. Karyanya yang ia beri nama New
Portraits yang ia cetak di atas kanvas dijual USD 90,000 (IDR 121 juta). Proyek
Prince ini berada dalam area abu-abu hukum. Foto dari Instagram yang ia
jual terkait isu appropriation art. Dalam hal ini, foto-foto yang ia jual tidak
menyalahi penyalahgunaan copyright karena masih terkait fair-use. Foto-foto
dalam karya Prince tidak melanggar hukm karena masih menggunakan komentar dari
pemilik akun Instagram. Walau banyak yang menyangsikan ia telah
mentransfromasi foto Instagram yang ia jual.
Dan
Sellfie mencoba mengaplikasikan area abu-abu ini dalam bisnis mereka. Mencari
foto bertagar #selfie lalu memajang di web mereka. Untuk kemudian dijual kepada
orang yang benar-benar asing. Sellfie pun menjamin foto yang sudah dibeli tidak
akan kembali dipajang di web mereka. Jadi, mulai sekarang berfikir lagi untuk
mengunggah foto selfie Anda di Instagram. Bisa saja foto Anda berakhir di ruang
tamu seseorang di negri sebrang, tanpa sepengetahuan Anda.
Referensi:
cjr.org | huffingtonpost.com
Salam,
Solo, 17 Maret 2016
09:14 am
(Reblog dari Kompasiana disini)
0 Comments: