Group Discussion - ilustrasi: outdoordeck.co |
Berapa banyak dari kita yang
tergabung (bisa juga terjebak) dengan grup Whatsapp (WA)? Tidak cuma 1 grup
saja saya kira. Bisa 2-5 atau lebih grup kita akan bergabung. Mungkin ada grup
yang kita admin-i. Ada juga grup WA di mana kita menjadi anggotanya. Walau grup
WA hanya berbatas 100 orang, namun aktivitasnya bisa melebihi 100 orang.
Notifikasi yang muncul dari satu grup selama 1 hari bisa saja ratusan.
Hampir semua anggota grup WA aktif berbalas chat. Sebaliknya, ada grup yang notifikasi
seminggu pun bisa dihitung jari. Sepi. Yang chat hanya itu-itu saja. Itupun tidak
ditanggapi.
Anda,
saya dan kita mungkin merasa nyaman dengan satu grup WA. Tapi tidak dengan grup
WA lain. Ada yang seseorang yang begitu aktif di satu grup, tapi tidak di grup
yang lain. Walau orangnya sama. Ada grup yang begitu kaku bagi sebagian orang.
Grup yang mungkin diisi orang-orang itu-itu saja. Sampai-sampai timeline chat
isinya obrolan 2-3 orang itu saja. Topiknya pun ya itu-itu saja. Ada pula grup
yang bahkan baru berisi orang baru, namun sudah sangat akrab. Interaksi terjadi
simultan. Kadang sampai anggota grup begitu terpatri perhatian pada chat yang
terjadi.
Yang
menjadi admin satu grup kadang ada saja yang malas memoderasi grup. Chat atau
topik yang sudah kian memanas malah dibiarkan. Tanpa ditengahi, gontok-gontokan
antar anggota grup WA terjadi. Atau, bercandaan dengan meme yang kadang
kebablasan pun terjadi. Admin pilih diam atau sekadar menjadi silent reader. Ada juga
admin yang bertindak semena-mena. Mengeluarkan salah satu orang atas rasa
tidak suka beberapa orang dalam grup. Wajar saja, grup WA sudah seperti
dinamika lingkungan RT/RW. Media penuh konflik, namun juga memori dan
kemanfaatan di satu sisi.
Lalu
adakah grup WA ideal? Grup yang benar-benar bisa mewadahi aspirasi, uneg-uneg,
informasi sampai jual beli. Ukurannya memang relatif. Namun tidak ada
salahnya mencoba menerka dengan apa yang sudah dialami, idealitas sebuah grup
WA. Walau bagi sebagian orang grup ideal adalah mimpi. Kiranya ada
gambaran tentatif yang bisa diperjelas nantinya. Berikut
gambaran- gambaran tersebut.
1. Admin
ngemong dan memfasilitasi. Ngemong atau mengayomi tentunya
akan menjadi tugas utama admin grup WA. Karena ia yang sudah membuat grup
dengan nomor kontak kita, maka ia harus bertanggung-jawab. Walau tidak bisa
selama 24 jam melototi 'keadaan' grup, seorang/beberapa admin bertugas
mensupervisi grup. Baiknya juga, admin memang orang yang benar-benar memiliki
info/ide/gagasan/rencana yang bisa dibahas di grup. Tidak harus setiap hari
ada, namun setidaknya rutin.
2. Admin
galak boleh, tapi tidak semena-mena. Nah grup WA yang berisi
orang, baik dikenal atau tidak, tentunya akan berisi gesekan dan konflik.
Tentunya ini adalah dinamika hidupnya grup WA. Admin boleh bertindak tegas atau
galak. Namun tidak semena-mena. Dalam hal ini, keluhan personal pada anggota
grup lain agar bisa dibahas dengan baik. Baik japri (jaringan pribadi) maupun
dengan orang yang dimaksud secara langsung. Dendam dan uneg-uneg hanya akan
membuat kering grup WA.
3.
Anggota grup toleran dan berfikir sebelum chat. Dan
produktif dan nyamannya satu grup WA tentu menjadi tanggung jawb anggota grup
juga. Mem-post meme
atau sekadar chat tentunya harus toleran. Ada tidak anggota grup WA yang
nantinya akan tersinggung, baik secara personal maupun kelompok. Berfikir
dengan baik dan mencoba memposisikan diri menjadi orang lain dalam berbagi
info/berita/barang jual beli akan lebih bisa diterima nantinya.
4.
Kroscek berita/info/sebaran yang akan di-post. Dan
sebagai seorang yang dewasa dalam berfikir dan bertindak, mengkroscek satu hal
menjadi penting. Jangan karena dihiasi embel-embel agama/tradisi/budaya
tertentu, maka info hoax disebar.
Jangan karena benci presiden, berita bohong pun menjadi penyulut kebencian.
Mengkonfirmasi di web atau orang yang sudah memberi berita dari grup 'sebelah'
adalah kewajiban lain. Tanyakan kebenaran berita. Dunia internet pun kadang
bisa menipu. Kadang pula bisa menjadi referensi terpercaya.
Dan
idealitas grup WA pun nantinya bisa dirasakan penuh manfaat. Walau gambaran
diatas adalah idealitas yang jauh dari realitas yang mungkin banyak dari kita
alami. Kiranya, bisa menjadi landasan tertentu dalam ber-WA dalam grup.
Salam,
Solo, 14 Maret 2016
08:16 am
(Reblog dari Kompasiana disini)
0 Comments: