Monday, March 14, 2016

Seperti Apa Sih Grup WA yang Ideal?

Group Discussion - ilustrasi: outdoordeck.co
Berapa banyak dari kita yang tergabung (bisa juga terjebak) dengan grup Whatsapp (WA)? Tidak cuma 1 grup saja saya kira. Bisa 2-5 atau lebih grup kita akan bergabung. Mungkin ada grup yang kita admin-i. Ada juga grup WA di mana kita menjadi anggotanya. Walau grup WA hanya berbatas 100 orang, namun aktivitasnya bisa melebihi 100 orang. Notifikasi yang muncul dari satu grup selama 1 hari bisa saja ratusan. Hampir semua anggota grup WA aktif berbalas chat. Sebaliknya, ada grup yang notifikasi seminggu pun bisa dihitung jari. Sepi. Yang chat hanya itu-itu saja. Itupun tidak ditanggapi.

Anda, saya dan kita mungkin merasa nyaman dengan satu grup WA. Tapi tidak dengan grup WA lain. Ada yang seseorang yang begitu aktif di satu grup, tapi tidak di grup yang lain. Walau orangnya sama. Ada grup yang begitu kaku bagi sebagian orang. Grup yang mungkin diisi orang-orang itu-itu saja. Sampai-sampai timeline chat isinya obrolan 2-3 orang itu saja. Topiknya pun ya itu-itu saja. Ada pula grup yang bahkan baru berisi orang baru, namun sudah sangat akrab. Interaksi terjadi simultan. Kadang sampai anggota grup begitu terpatri perhatian pada chat yang terjadi.

Yang menjadi admin satu grup kadang ada saja yang malas memoderasi grup. Chat atau topik yang sudah kian memanas malah dibiarkan. Tanpa ditengahi, gontok-gontokan antar anggota grup WA terjadi. Atau, bercandaan dengan meme yang kadang kebablasan pun terjadi. Admin pilih diam atau sekadar menjadi silent reader. Ada juga admin yang bertindak semena-mena. Mengeluarkan salah satu orang atas rasa tidak suka beberapa orang dalam grup. Wajar saja, grup WA sudah seperti dinamika lingkungan RT/RW. Media penuh konflik, namun juga memori dan kemanfaatan di satu sisi.

Lalu adakah grup WA ideal? Grup yang benar-benar bisa mewadahi aspirasi, uneg-uneg, informasi sampai jual beli. Ukurannya memang relatif. Namun tidak ada salahnya mencoba menerka dengan apa yang sudah dialami, idealitas sebuah grup WA. Walau bagi sebagian orang grup ideal adalah mimpi. Kiranya ada gambaran tentatif yang bisa diperjelas nantinya. Berikut gambaran- gambaran tersebut.

1. Admin ngemong dan memfasilitasi. Ngemong atau mengayomi tentunya akan menjadi tugas utama admin grup WA. Karena ia yang sudah membuat grup dengan nomor kontak kita, maka ia harus bertanggung-jawab. Walau tidak bisa selama 24 jam melototi 'keadaan' grup, seorang/beberapa admin bertugas mensupervisi grup. Baiknya juga, admin memang orang yang benar-benar memiliki info/ide/gagasan/rencana yang bisa dibahas di grup. Tidak harus setiap hari ada, namun setidaknya rutin.

2. Admin galak boleh, tapi tidak semena-mena. Nah grup WA yang berisi orang, baik dikenal atau tidak, tentunya akan berisi gesekan dan konflik. Tentunya ini adalah dinamika hidupnya grup WA. Admin boleh bertindak tegas atau galak. Namun tidak semena-mena. Dalam hal ini, keluhan personal pada anggota grup lain agar bisa dibahas dengan baik. Baik japri (jaringan pribadi) maupun dengan orang yang dimaksud secara langsung. Dendam dan uneg-uneg hanya akan membuat kering grup WA.

3. Anggota grup toleran dan berfikir sebelum chat. Dan produktif dan nyamannya satu grup WA tentu menjadi tanggung jawb anggota grup juga. Mem-post meme atau sekadar chat tentunya harus toleran. Ada tidak anggota grup WA yang nantinya akan tersinggung, baik secara personal maupun kelompok. Berfikir dengan baik dan mencoba memposisikan diri menjadi orang lain dalam berbagi info/berita/barang jual beli akan lebih bisa diterima nantinya.

4. Kroscek berita/info/sebaran yang akan di-post. Dan sebagai seorang yang dewasa dalam berfikir dan bertindak, mengkroscek satu hal menjadi penting. Jangan karena dihiasi embel-embel agama/tradisi/budaya tertentu, maka info hoax disebar. Jangan karena benci presiden, berita bohong pun menjadi penyulut kebencian. Mengkonfirmasi di web atau orang yang sudah memberi berita dari grup 'sebelah' adalah kewajiban lain. Tanyakan kebenaran berita. Dunia internet pun kadang bisa menipu. Kadang pula bisa menjadi referensi terpercaya.

Dan idealitas grup WA pun nantinya bisa dirasakan penuh manfaat. Walau gambaran diatas adalah idealitas yang jauh dari realitas yang mungkin banyak dari kita alami. Kiranya, bisa menjadi landasan tertentu dalam ber-WA dalam grup.

Salam,

Solo, 14 Maret 2016

08:16 am
(Reblog dari Kompasiana disini)

Author:

0 Comments: