Thursday, November 20, 2014

Aroma Perang Dinasti Mega-SBY Untuk Pimpinan DPR

(ilustrasi: mozo.com.au)
(ilustrasi: mozo.com.au)
Aroma perang dinasti 'sakit hati' Megawati pada Susilo Bambang Yudhoyono sepertinya masih berlanjut. Dan kini, sakit hati itu seolah diwariskan secara implisit dalam pemilihan Pimpinan DPR. Dua dinasti parpol 'keluarga' atau oligarki Soekarnoisme ala Megawati dan Cikeasisme ala SBY, samar-samar terlihat. Semua tentunya mencoba menjaga kelanggengan pengaruh. Pada sisi PDI-P,  untuk menjaga 'trah' Soekarno yang seolah menjadi jantung partai. Sedang di sisi Demokrat, masuk ke dalam ranah legislatif tentunya memberi 'nafas hidup' partainya.
Paket pimpinan baik dari Koalisi Merah Putih (KMP) dan Koalisi Indonesia Hebat (KIH) berisi anak dari rival sakit hati Mega-SBY. Ada Puan Maharani putri Megawati yang diajukan PDI-P dalam paket Pimpinan DPR. Tentunya, Puan menjadi calon terkuat dari PDI-P. Sedang KIH sendiri masih merayu parpol lain untuk membuat paket. Sehingga, KIH ngotot Rapat Paripurna pemilihan Pimpinan DPR ditunda. Karena masih mendekati PPP dan PAN di KMP untuk bersama mengajukan paket Pimpinan DPR.
Sedang di sisi SBY, Ibas Yudhoyono diajukan dalam paket Pimpinan DPR dari KMP. Tidak muluk-muluk sepertinya Demokrat menyelipkan Ibas dalam paket Pimpinan DPR yang dibuat. Ibas disodorkan menjadi calon Ketua DPR saja. Seolah agak tidak enakan menyalip Golkar dengan Setya Novanto yang diajukan sebagai calon Ketua DPR. Ibas pun sepertinya masih 'bertarung' dengan calon Wakil Ketua DPR dari parpol KMP sendiri. Ia akan bersanding dengan Zulkifli Hasan, Fahri Hamzah dan Fadli Zon. Namun nama besar sang ayah, mungkin saja melentingkan citra Ibas sendiri dalam Rapat Paripurna Pimpinan DPR malam ini (01/10/2014).
Jika ditengok dari 'posisi' para pewaris dinasti oligarki parpol ini, baik Puan atau Ibas memiliki posisi penting. Puan Maharani saat ini menjabat Ketua Fraksi PDI-P masa jabatan 2014-2019. Karir politiknya memang tidak jauh-jauh dari partai besutan ibunya. Pada tahun 2009, Puan menduduki kursi di DPR dengan mengantogi suara terbanyak dari Dapil Jateng V. Sempat pula saya menulis dan memperkirakan Puan dicapreskan pada pemilu 2014 nanti. Namun ibunya sepertinya belum melihat ada yang 'spesial' dari Puan untuk Indonesia. Dan kini saatnya menjadikan Puan istimewa. Dengan menduduki Ketua DPR nantinya. (Artikel terkait: PDI-P, Menikmati Efek Franchise Jokowi)

Sedang Eddi Baskoro Yudhoyono atau Ibas sendiri juga memiliki rekam jejak politik yang tidak jauh dari partai bapaknya sendiri, SBY. Pada tahun 2009, memulai karir politik melaju ke Senayan. Hebatnya, Ibas mengantongi suara terbesar se-Indonesia. Ia memperoleh 327.097 suara dari Dapil VII Jatim. Dan dari tahun 2010 sampai sekarang ia menjabat Sekjen Partai Demokrat. Dahulu mendampingi Anas Urbaningrum, kini mendampingi ayahnya sendiri. Dan kini, masuk ke dalam paket Pimpinan DPR untuk calon Wakil Ketua, tentunya adalah posisi tawar strategis. Selain 'menghormati' Golkar sebagai suara terbanyak di KMP. Calon Wakil Ketua DPR yang lain, tidak lebih baik dari Ibas.

Publik tinggal tunggu, dinasti siapa yang nantinya berjaya. Walau kedua calon dari 'trah' Mega atau SBY memegang jabatan penting. Namun, memposisikan diri ke pemimpin ranah legislatif tentunya akan jauh berbeda dampaknya. Ketua atau Wakil Ketua DPR, rasanya cukup untuk bisa mengajukan diri menjadi Capres 2019 atau 2024 nanti. Entahlah.


Salam,

Solo, 19 November 2014

09:34 pm
(reblogged from Kompasiana di sini)

Author:

0 Comments: